Duta gizi solusi turunkan tingkat prevalensi "stunting"

id stunting, stanting, masalah kurang gizi kronis, kurang gizi

Duta gizi solusi turunkan tingkat prevalensi "stunting"

Bupati OKI Iskandar SE. (Foto Antarasumsel.com/16/Yudi Abdullah)

...Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan menyiapkan duta gizi sebagai solusi menurunkan jumlah orang yang hidup dengan penyakit tertentu/tingkat prevalensi "stunting" atau badan kurang pada anak.

Sebanyak enam perwakilan duta gizi untuk menurunkan tingkat prevalensi "stunting" yang disebabkan masalah kurang gizi kronis dikukuhkan Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar SE secara simbolis pada acara peringatan Hari Gizi Nasional ke-56 di Kayu Agung, Rabu.

Pengukuhan duta gizi tersebut disaksikan Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat Untuk Mengurangi Stunting dari Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia Minarto, dan Team Leader Kantor Manajemen Nasional Generasi Sehat Cerdas Suharno Wibisono.

Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar pada kesempatan itu menjelaskan bahwa stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Stunting bukan disebabkan faktor keturunan, namun masalah itu terjadi kurangnya asupan gizi kepada anak mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.

Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, serta kemampuan berpikir (kognitif) para penderita juga berkurang.

Dengan keberadaan duta gizi, diharapkan dapat mengedukasi masyarakat melakukan berbagai tindakan pencegahan stunting serta bersama-sama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi sesuai dengan tema peringatan hari gizi tahun ini, katanya.

Dia menjelaskan, dalam dua tahun terakhir pihaknya berhasil menurunkan tingkat prevalensi stunting atau masalah kurang gizi kronis di kabupaten ini.

Tingkat prevalensi stunting Kabupaten Ogan Komering Ilir sebelumnya berada pada angka 40,5 persen atau di atas rata-rata nasional 37,2 persen namun kini bisa ditekan menjadi 34 persen.

Untuk menurunkan tingkat prevalensi dan mencegah stunting mengancam generasi penerus kabupaten ini, pihaknya berupaya mendorong masyarakat menggalakkan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai usia enam bulan, memantau pertumbuhan balita, serta meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi.

Dengan menggalakkan beberapa kegiatan tersebut pihaknya optimistis masalah stunting dapat diatasi dengan baik dan sumber daya manusia di Ogan Komering Ilir memiliki daya saing yang tinggi, kata bupati.